NAIROBI, Kenya, 30 September – Kenya kini akan berdagang secara bebas dengan negara-negara Afrika lainnya yang menjadi anggota Sistem Pembayaran dan Penyelesaian Pan-Afrika (PAPSS), ungkap Sekretaris Kabinet Perdagangan dan Investasi Moses Kuria.
Hal ini terjadi setelah negara tersebut menandatangani badan moneter tersebut, sebuah langkah yang dapat mencegah dolar digunakan sebagai alat pembayaran di negara-negara Afrika.
Langkah ini diharapkan dapat memudahkan transaksi perdagangan dan keuangan antara Kenya dan negara penandatangan PAPSS.
Melalui postingan yang dibagikan di akun X app miliknya, Kuria menegaskan bahwa perusahaan di Kenya kini bisa melakukan transaksi bisnis tanpa harus menggunakan mata uang eksternal sebagai alat tukar.
“Saya dengan senang hati mengumumkan bahwa Bank Sentral Kenya telah menandatangani instrumen yang pada akhirnya akan memungkinkan Kenya untuk bergabung dengan Sistem Pembayaran dan Penyelesaian Pan-Afrika. Ini berarti bahwa perusahaan-perusahaan Kenya dapat menggunakan mata uang lokal kami untuk berdagang dengan rekan-rekan mereka di negara-negara anggota Afrika lainnya, yang merupakan tambahan yang bagus bagi Afrika. Sebuah dorongan besar bagi Kawasan Perdagangan Bebas Kontinental," tulis Kuria dalam postingannya.
Presiden William Ruto sebelumnya mengkritik ketergantungan yang berlebihan pada dolar sebagai alat pembayaran perdagangan, sebuah faktor yang berulang kali dia katakan tidak adil bagi negara-negara Afrika.
Sistem PAPPS memungkinkan pedagang di negara-negara penandatangan untuk menginstruksikan bank lokal untuk membayar pemasok di berbagai negara menggunakan mata uang lokal.
Bank kemudian mengirimkan instruksi kepada PAPPS untuk segera menyelesaikan pembayaran melalui bank lokal pemasok dalam mata uang yurisdiksinya.
PAPPS berwenang melakukan pemeriksaan verifikasi sebelum menyampaikan instruksi kepada bank penerima.
