Hampir 90% perdagangan internasional benua ini dilakukan melalui laut, dan beberapa pelabuhan di Afrika bersaing untuk menjadi pusat pelayaran regional masing-masing.
Banyaknya keunggulan seperti biaya murah, jangkauan luas, dan kapasitas besar menjadikan transportasi laut sebagai urat nadi utama perdagangan global.
Dengan populasi 1,2 miliar jiwa, perekonomian Afrika terutama bergantung pada pertanian dan sumber daya alam. Industri manufaktur lokal masih terbelakang. Selain itu, infrastruktur Afrika seperti jaringan jalan dan kereta api relatif lemah. Sebelumnya, saluran pembelian konsumen sebagian besar berasal dari penjualan ritel offline yang dilakukan importir. Namun, harga offline terlalu tinggi, dan jenis barangnya tunggal dan inferior. Suara banyak orang Afrika yang mengatakan "Tidak ingin barang jelek, saya punya uang" semakin nyaring.
Bagi Afrika, perdagangan maritim adalah jalur kehidupan perdagangan Afrika, dan kualitas hidup masyarakat serta perkembangan industri sangat bergantung pada manfaat dari pertumbuhan hubungan maritim dan perdagangan maritim;
Bagi perusahaan ekspor lintas batas, pasar negara berkembang seperti Afrika akan memiliki peluang pengembangan yang besar dalam 10 tahun ke depan. Meskipun Afrika saat ini relatif terbelakang dalam pembangunan, Afrika telah memiliki jumlah penduduk dan infrastruktur yang cukup untuk mengembangkan e-commerce.
Kedepannya, volume pengiriman LCL di Afrika diperkirakan akan tumbuh lebih cepat dibandingkan FCL. Dari segi jenis barang, terutama barang konsumsi fast moving, mobil, barang elektronik konsumen, dan lain-lain, Tiongkok masih menjadi pasar ekspor terbesar.