CMA CGM Perancis mengatakan pada hari Selasa bahwa pihaknya berencana untuk secara bertahap meningkatkan pelayaran melalui Laut Merah. Namun masih ada ketidakpastian mengenai waktu dan ruang lingkup rencana mereka karena serangan kapal di wilayah tersebut terus berlanjut.
CMA CGM adalah salah satu dari beberapa jalur pelayaran yang mengubah rute Tanjung Harapan di tengah meningkatnya serangan drone dan rudal terhadap pelayaran internasional oleh pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman selama sebulan terakhir.
Kabar terkini yang dirilis CMA CGM pada Selasa menunjukkan, hingga saat ini perseroan telah mengubah rute 13 kapal arah utara dan 15 kapal arah selatan, serta beberapa kapal telah transit melalui Laut Merah. Perusahaan tersebut mengatakan keputusan tersebut “didasarkan pada penilaian mendalam terhadap situasi keamanan” dan komitmennya terhadap keselamatan dan keamanan para pelautnya.
“Kami saat ini sedang mengembangkan rencana untuk secara bertahap meningkatkan jumlah kapal yang melewati Terusan Suez.” CMA CGM mengatakan dalam pesan terbarunya: "Kami terus memantau situasi dan siap untuk segera menilai kembali dan menyesuaikan rencana kami jika diperlukan."
Perusahaan menambahkan: “Kami memiliki prosedur keselamatan tingkat lanjut untuk memastikan keselamatan awak dan kapal kami. Ini adalah prioritas utama kami dalam menanggapi situasi parah di wilayah Laut Merah.”
Di sisi lain, juru bicara kelompok pelayaran kontainer Jerman Hapag-Lloyd mengatakan kelompok tersebut akan memutuskan pada hari Rabu apakah akan melanjutkan pelayaran melalui Laut Merah.
Seorang juru bicara Hapag-Lloyd mengatakan pada hari Selasa: "Kami akan memutuskan besok bagaimana melanjutkannya." Juru bicara tersebut menolak berkomentar lebih lanjut.
Hapag-Lloyd mengatakan pekan lalu bahwa pihaknya akan menyesuaikan rute 25 kapal pada akhir tahun ini untuk menghindari wilayah laut.
